Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

RUNCING KE BAWAH, TUMPUL KE ATAS

Oleh : Nurul Istiqomah          “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” (Bung Karno) Untukmu, Para Pejuang Bangsa Pendahulu Kami… B ukanlah hal yang mudah untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.  Demi mewujudkan cita – cita bangsa seluruh kemampuan terbaik mereka kerahkan. Kemudian mereka meletakkan amanah besar pada pundak generasi penerusnya. Entah sanggup atau tidak generasi penerusnya memikul beban berat yang dititipkan para pendahulu bangsa.

Merah Saga Manhattan

Oleh : Nurul Istiqomah Dear, Abrian…             Maaf, jika aku terlalu pecundang untuk menjadi berani mengatakan semua hal yang kurasa sudah mulai banyak yang berubah darimu. Aku terbangun pada dini hariku, tak kujumpai ada pesan singkatmu. Aku bersabar… Ah, mungkin nanti pagi, pikirku. Aku menjalani hariku dengan begitu semangat, sesekali aku memeriksa ponsel belum juga ada kabarmu. Aku bersabar… Ah, mungkin nanti malam, kalau kau sudah tak sibuk. Senja tergurat di cakrawala, resahku semakin terpahat dengan sempurna. Senja hanya akan membuatku semakin menungguimu. Semakin mudah untukku menyelesaikan bait melankolisku. Hingga sajakku berakhir, sekedar untuk menanyakan ceriakah hariku darimu pun tak ku dapati. Lagi, aku menutup hariku dengan secangkir teh yang memaksaku untuk menelan kekecewaan. Begitu setiap hari. Jika menjalin percakapan kecil tanpa arah hanya akan membuat perdebatan-perdebatan, maka kupastikan kau tak ...

Semester I Kelas Malam Psikologi UNTAG 2015

     3 1 Agustus 2015. Adalah hari pertama dimana aku mengikuti perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Setelah berhenti  sekolah satu tahun, bekerja mengumpulkan dana untuk pendidikan yang lebih tinggi rasanya hanya : "wah! finally!"

Psikologi Kepribadian : Analisis Kasus II

CASE II : PERSPEKTIF PSIKODINAMIKA           Dalam kasus ini kami mencoba menganalisis menggunakan teori dari  Erik H. Erikson . Pada teori psikoanalitik yang dikemukakan oleh Erikson tentang konflik psikososial, Erikson menjelaskan bahwa identitas ego dibentuk oleh konflik dan peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Bagian terbesar ego muncul dan dibentuk oleh masyarakat dan faktor sosial.  

Psikologi Kepribadian : Analisis Kasus I Berdasarkan Teori Psikodinamika, Behavioristik, dan Humanistik

TEORI KEPRIBADIAN ANALISIS KASUS I : NEIL & SANDY (Nurul Istiqomah – 1511505338) Kasus I :

A Secret of Happiness

  Selamat menyambut hari baru...          Subuh ini aku terbangun dua kali. Pertama, saat terbangun dari tidur -- membuka mata -- kemudian teringat sekelebat kata : “bahagia” saat itu aku terbangun untuk yang kedua kalinya. Bangun dengan semangat jiwa yang menyala.          Hari demi hari dari waktu ke waktu, kehidupan akan semakin kompleks. Terkadang kita sering lupa pada kebahagiaan yang terletak pada hal-hal kecil yang sama sekali tak pernah melibatkan sesuatu yang rumit. Dengan banyaknya batu sandungan pada fase perjalanan hidup, yakinkah bahwa selama ini kita sudah hidup dengan bahagia? Relatif saja bahwa bahagia, terkadang adalah tentang sesuatu yang tak dapat dilihat dari kacamata orang lain. Jauh dari penilaian, bahagia hanya dapat dirasakan oleh empunya. 

Meine - Sharaya, Zona Luar Rumah

Oleh : Nurul Istiqomah Dear  Meine Alfara,                 Ini adalah surat ke-21 yang telah kukirim untukmu. Kata orang, dengan melakukan sesuatu sebanyak 21 kali maka hal itu akan menjadi kebiasaanmu. Ya, memang benar saling berbalas surat denganmu seperti sudah menjadi sebuah candu untukku.

Kepada Diriku yang Terlalu Lama Asik Menyendiri

  Basa-basi….             Semingguan ini, aku menjalani empat hariku dengan mengendarai (baca : masih belajar) motor pulang-pergi ke tempat kerja. Yes, ini perdana! Aku tak pernah menyangka bahwa pada akhirnya aku harus berada pada titik ini. ‘Dibonceng’ tidak lagi menjadi tawaran untuk dapat dipilih saat ini. Aku rindu dibonceng…:’)             Sampai di rumah tadi sore, aku menemukan ini di atas meja. 

Bila

Oleh : Nurul Istiqomah Bila merah saga tiba Engkau yang tercinta hadir di pelupuk mata Sekedar bayangan yang membawa sebongkah kenangan Kurajut untaian doa yang mungkin tak kan kau dengar Kugores pena kepedihan yang mungkin tak kan kau baca

Sebuah Surat Cinta

Ditulis oleh Ã…smund Seip (Artist – Poet – Love – Activist) Dialihbahasakan oleh Nurul Istiqomah Kau telah tinggal begitu lama di dalam pikiranku, sangat lama. Kau. Dan aku. Kita. Apakah ada “kita”, atau hanya ada aku seorang diri disini?

Renjana

Oleh : Nurul Isti Sang waktu membawa suasana sembilu  Biar nafas memburu  Biar lidah membeku  Pikiran tak henti bertalu-talu 

Tak Terbaca

       Menulis adalah satu hal yang tak akan pernah membosankan bagiku. Di dalam prosesnya aku menemukan berjuta rasa sensasi yang dapat menjadi penawar sepiku. Meski aku belumlah hebat dalam hal mencurahkan pikiran dengan berbagai rangkaian kata indah, namun aku hanya ingin setia pada renjanaku.

Pekerjaan Pertama

           Berawal dari tidak diterimanya saya ke perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN, saya memutuskan untuk berhenti memperjuangkan PTN dan menunda untuk menjadi  colleger  di awal tahun kelulusan saya sebagai siswa SMK.             Kurang dari dua bulan terhitung setelah pengumuman SBMPTN, hari-hari saya hanya terisi dengan kegiatan yang tidak jelas dan ke desperate an. Maka ketahuilah bahwa menganggur adalah kegiatan yang paling tidak enak. Selama itu pula lah, ada info-info kerja yang datang silih berganti. Namun, saya hanya menyesuaikan dengan kondisi saya yang belum memiliki kendaraan pribadi sehingga saya menjadi lebih  picky  dalam proses pencarian kerja.  ‘Cause, I commute by public transportation called ‘bemo’.

Bitter - Sweet

Time flies. People go. Friend lost. Music stopped. I’m alone. They’re gifted. I’m not. They’re gorgeous. I’m poor. Everything has changed. Pagi ini begitu membiru tapi, dandananku sudah rapi. Aku memakai atasan putih dengan motif bunga berwarna biru, jilbab paris biru tua, dipadukan celana jeans, dan flat shoes. Ya, celana jeans. Stok rok milikku sudah habis. Dasar wanita…

19

“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” Surabaya, 21 Agustus 2014 Ya Rabb, terimakasih atas segala rahmat, hidayah, nikmat, dan anugerah yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Sudah 19 tahun Tuhan mengizinkanku untuk meninggali dunianya. Sudah 19 tahun Tuhan membiarkanku menghirup udaranya dengan cuma-cuma. Sudah lebih dari 99.864.000 liter oksigen yang Tuhan berikan kepadaku untuk tetap survive hingga saat ini. Panca indra dengan organ tubuh yang lainnya, masih dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Asupan gizi dan nutrisi yang setiap hari dapat dengan mudah kuperoleh. Kasih sayang yang begitu besar dan tak pernah terputus dari keluarga dan sahabat terus mengalir seiring dengan berkurangnya masa hidupku di dunia. Belum lagi curahan cinta dariMu yang Maha Baik, Maha Pemurah selalu dapat kurasakan keberadaannya.

Senandung Esok Hari

Oleh : Nurul Isti Aku ini kenapa ? Aku hampir tak tau, mana utara mana selatan ? Mana hutan dan yang mana lautan ? Aku hampir tak mengerti apa yang aku inginkan Aku terus berjalan hingga sudut malam Aku meringkuk, merasakan sakit yang tak berkesudahan Sedang aku tak tau, Aku ini kenapa ?

Kecaman Tanpa Arti

Kau tau... Aku masih bisa merasakan hangat nafasku Aku masih dapat menjamah belahan otakku Aku masih sangat sadar, bagaimana pikiran menguasai laju perangaiku Hatiku, juga masih mampu menerjemahkan tiap senandung yang kau lagukan Sedang memoriku berpacu untuk merekamnya

Gloomy Midnight

Ada yang mengusik ketenangan jiwaku. Aku ingin tidur, tapi jiwaku enggan untuk ini. Haruskah aku tak tidur malam ini? Hujan… aku mencarimu. Hujan… redupkan api yang sebelah sini. Kabutnya terlalu pedih di mataku. Hujan… aku mencari kedamaianmu. Ketenangan ditempa olehmu.

Cloudy Stars

Seperti biasanya, seperti malam-malam sebelumnya. Aku selalu keluar dari tempatku beristirahat hanya untuk menyapa bintang. Aku merasa bahagia menatap langit pukul 11. Setiap malam selalu ku ulangi, hingga menjadi kebiasaan yang sulit untuk kuhindari. Biasanya akan ku jumpai taburan bintang yang cahayanya berpendar-pendar. Namun, tidak untuk malam ini. Ini tak sempurna tanpanya.