Kau tau...
Aku masih bisa merasakan hangat nafasku
Aku masih dapat menjamah belahan otakku
Aku masih sangat sadar, bagaimana pikiran menguasai laju perangaiku
Hatiku, juga masih mampu menerjemahkan tiap senandung yang kau lagukan
Sedang memoriku berpacu untuk merekamnya
Dan semua seakan terbuang percuma
Saat kau daratkan telunjukmu di depan mataku
Saat pandanganmu bernafsu untuk membunuhku
Saat lidahmu mencoba untuk mematikan kerongkonganku
Saat setiap kata menjadi sayatan tajam menusuk kalbu
Kecamanmu bak petir penyambar di musim semi
Sedang tudinganmu seperti rudal senapan tanpa pengendali
Luka karena tergores?
Sudah, tak perlu kau pastikan kembali
Aku bisa apa?
Aku seakan melemah...
Tanpa perlawanan, tiada perlindungan
Hanya perlu keyakinan, bahwa...
Selalu ada mentari pagi yang menunggu, setelah malam yang mencekam
Karena Dia Maha Bijaksana, Lagi Maha Penutup Luka :)
Source :
Not good enough sih wenn hehe. Thx btw :)
BalasHapus