Oleh : Nurul Istiqomah
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” (Bung Karno)
Untukmu, Para Pejuang Bangsa Pendahulu Kami…
B
|
ukanlah hal yang mudah untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan
penjajah. Demi mewujudkan cita – cita
bangsa seluruh kemampuan terbaik mereka kerahkan. Kemudian mereka meletakkan
amanah besar pada pundak generasi penerusnya. Entah sanggup atau tidak generasi
penerusnya memikul beban berat yang dititipkan para pendahulu bangsa.
Sepenggal kutipan dari Bung Karno di atas
merefleksikan bagaimana keadaan realita Indonesia masa kini. Rumusan pancasila
sebagai dasar negara yang telah disusun dengan sempurna oleh para cendekiawan
di masanya seolah susah untuk diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Yang mengherankan, justru pancasila tak berkembang dengan baik di
negara dengan basis demokrasi pancasila itu sendiri. Sehingga pancasila tinggallah
hitam di atas putih dan sebatas hafalan yang kehilangan nilai – nilai
keluhurannya. Salah satu aspek yang tak
dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya adalah penegakan hukum di Indonesia
yang tidak tegas.
‘Runcing ke Bawah, Tumpul ke Atas’ merupakan
istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi hukum di Indonesia. Seakan –
akan hukum dapat dibeli oleh kalangan konglomerat, pejabat, dan kejam terhadap
rakyat. Seharusnya hukum dijadikan sebagai alat pembaharuan masyarakat, kini
telah berubah seperti mesin pembunuh karena digerakkan oleh perangkat hukum
yang kacau. Begitu persepsi mayoritas masyarakat. Keadaan seperti ini merupakan
penjajahan model baru terhadap penegakan hukum.
Buruknya penerapan regulasi hukum di Indonesia
akan berdampak terhadap kesehatan dan kekuatan demokrasi Indonesia. Buruknya
mental yang dimiliki oleh para penegak hukum sama artinya dengan mencoreng nama
baik keadilan serta merusak nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. Keadilan
yang tak diterapkan dengan baik dapat menimbulkan gejolak pada sistem
pertahanan dan keamanan bangsa yang disebabkan oleh tuntutan – tuntutan rakyat
dimana hal ini dapat memicu terjadinya aksi anarkis terhadap pembangunan
bangsa.
Kegagalan mewujudkan keadilan melalui hukum
menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditangani. Di samping itu negara
harus sudah memiliki pandangan untuk dapat mewujudkan seperti apa yang dicita –
citakan oleh para pendiri bangsa.
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali.” (Soekarno)
Komentar
Posting Komentar