CASE II :
PERSPEKTIF PSIKODINAMIKA
Dalam kasus ini kami mencoba menganalisis menggunakan teori dari Erik H. Erikson. Pada teori psikoanalitik yang dikemukakan oleh Erikson tentang konflik psikososial, Erikson menjelaskan bahwa identitas ego dibentuk oleh konflik dan peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Bagian terbesar ego muncul dan dibentuk oleh masyarakat dan faktor sosial.
Dalam kasus ini ego Marjorie terbentuk karena dia sudah ditinggalkan oleh ibunya sejak berusia 8 tahun dan untuk kelangsungan hidupnya dia diasuh oleh bibinya yang memiliki sifat keras dan dingin, setelah Marjorie menikah pun dia memiliki suami yang tidak pernah memberikan perhatian dan kasih sayang kepadanya karena suaminya sibuk bekerja ,sehingga Marjorie sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang tidak ia dapatkan sejak kecil . Ego ini lah yang terbentuk dari Marjorie dengan cara mabuk-mabukan dan belanja untuk mendapatkan kepuasan yang tidak pernah ia dapatkan selama ini.
PERSPEKTIF BEHAVIORISTIK
Pada teori behavioristik traits yang dikemukan oleh Cattel, terdapat salah satu sub traits, yaitu environment-mold traits. Environment-mold traits adalah karakter yang terbentuk karena faktor lingkungan dan proses pembelajaran. Pada kasus II, apa yang dialami oleh Marjorie memiliki hubungan dengan teori ini.
Kasus II menjelaskan bahwa Marjorie telah dirawat oleh bibinya sejak kematian ibunya. Bibinya adalah seseorang yang dingin dan keras. Dirawat dalam lingkungan yang seperti ini, Marjorie pasti jarang sekali mendapatkan kesenangan secara batin. Ditambah lagi suami Marjorie jarang menemuinya. Lingkungan yang seperti ini, menyebabkan tekanan batin pada Marjorie. Linkungan tersebut merupakan kondisi yang aversive (tidak nyaman), karena kegagalan Marjorie untuk dapat terlepas dari kondisi aversive tersebut, maka terjadilah depresi.
Selain teori traits, teori belajar yang dikemukakan oleh Cattel salah satunya adalah integration learning. Integration learning adalah belajar untuk memaksimalkan kepuasan jangka panjang dengan memilih perilaku tertentu untuk diekspresikan dan perilaku lainnya untuk ditahan atau disublimasi.
Integration learning yang tercapai pada kasus tersebut adalah setelah ia mengalami depresi, untuk meredakannya ia memutuskan untuk ‘minum-minum’ dan wasting time dengan berbelanja sebagai bentuk pelariannya
PERSPEKTIF HUMANISTIK
Dalam kasus ini kami mencoba menganalisis menggunakan teori dari Abraham Maslow . Pada teori humanistik yang dikemukakan oleh Maslow bahwa variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang . Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi jika jenjang atau tahap sebelumnya telah terpenuhi atau terpuaskan .
Tahap-tahap ini meliputi :
1. Kebutuhan dasar 1 : Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik seperti makan, minum, istirahat, dan seks . Dalam kasus ini Marjorie sudah mendapatkan kebutuhan fisiologisnya karena suami Marjorie adalah orang yang sukses sehingga tidak sulit untuk mendapatkan makanan dan minuman yang dia inginkan, untuk kebutuhan seks pun sudah terpenuhi karena dia sudah menikah.
2. Kebutuhan dasar 2 : Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan untuk kelangsungan hidupnya pun sudah didapatkan Marjorie dari suaminya dan dia akan merasa terlindungi dan aman oleh suaminya.
3. Kebutuhan dasar 3 : Kebutuhan dimiliki dan cinta
Menurut pandangan Maslow dicintai dan diterima adalah jalan menuju perasaan yang sehat dan berharga seperti menghargai, menghormati, dan mempercayai, sebaliknya tanpa cinta menimbulkan kesia-siaan, kekosongan, dan kemarahan, kegagalan memenuhi kebutuhan dimiliki dan cinta menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi.
Dalam kasus ini Marjorie sejak dia ditinggalkan oleh ibu kandungnya, dia sudah tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang, karena pada saat ibunya meninggal dia diasuh oleh bibinya yang keras dan dingin, sampai dia menikahpun dia tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari suaminya, karena suaminya adalah seorang banker yang sukses dan sibuk dengan pekerjaannya, sehingga kebutuhan dimiliki dan cinta tidak didapatkan oleh Marjorie, dan untuk meluapkan kekosongan dan kemarahannya Marjorie selalu mabuk-mabukan dan befoya-foya belanja untuk menyenangkan hatinya.
4. Kebutuhan dasar 4 : Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan meta : Kebutuhan aktualisasi diri
Dalam kasus Marjorie ini dia tidak dapat melanjutkan ke tahap kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri , karena dia tidak mendapatkan kebutuhan dimiliki dan cinta.
Dianalisis oleh :
- Wirawan Dwi Putra
- Septiana Kumala Sari
- Nurul Istiqomah
FAKULTAS PSIKOLOGI, UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Repost Source : Tumblr Nurul Isti
Komentar
Posting Komentar