“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
Surabaya, 21 Agustus 2014
Ya Rabb, terimakasih atas segala rahmat, hidayah, nikmat, dan anugerah yang telah Engkau limpahkan kepadaku.
Sudah 19 tahun Tuhan mengizinkanku untuk meninggali dunianya. Sudah 19 tahun Tuhan membiarkanku menghirup udaranya dengan cuma-cuma. Sudah lebih dari 99.864.000 liter oksigen yang Tuhan berikan kepadaku untuk tetap survive hingga saat ini. Panca indra dengan organ tubuh yang lainnya, masih dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Asupan gizi dan nutrisi yang setiap hari dapat dengan mudah kuperoleh. Kasih sayang yang begitu besar dan tak pernah terputus dari keluarga dan sahabat terus mengalir seiring dengan berkurangnya masa hidupku di dunia. Belum lagi curahan cinta dariMu yang Maha Baik, Maha Pemurah selalu dapat kurasakan keberadaannya.
Sementara apa yang dapat diri ini persembahkan kepadaMu? Aku hanya pembuat salah yang hebat. Aku hanya pendosa ulung yang kebetulan mendapat kebaikan-kebaikan yang begitu banyak dariMu. Ku dapati lumuran dosa saat mencoba untuk bercermin diri. Aku malu kepadaMu yang tak pernah lengah menjadi sandaranku. Aku malu kepadaMu yang tak henti mengasihiku. Apa aku masih pantas mendapatkan kebaikanMu yang lebih banyak lagi? Jangan, jangan katakana aku sedang sengaja merendahkan diri. Sebab memang aku hanyalah seonggok daging yang kebetulan bisa bernafas, aku sudah terlanjur hidup. Bagaimana caraku untuk membalas semua kebaikanNya, meskipun aku tahu bahwa apapun yang aku lakukan untuk membalasNya tak akan pernah setimpal dengan apa yang telah ku terima.
19 tahun, aku menemui diriku masih dalam bentuk ketidakstabilan. Terlalu kecil untuk dibilang dewasa, terlalu besar untuk dibilang masih remaja. Yang ku inginkan, bukan kue ulang tahun dengan beberapa lilin diatasnya. Bukan pula beberapa bingkisan kado dengan berbagai macam barang branded di dalamnya. Jika itu yang ku dapatkan, lagi-lagi itu semua bagian dari kebaikanMu. Yang ku inginkan adalah adanya sebuah perubahan dariku. Sekecil apapun itu, aku ingin memulainya. Aku ingin berproses untuk mencapai berbagai ‘goal’ yang telah ku rencanakan. Sejauh ini, semua masih terlalu semu. Aku ingin bermetamorfosis dengan indah. Aku ingin menjadi mawar merah yang independen. Honestly, I’m nackered being a good girl at weakness. ‘It’s all about the climb’.
Untuk semua yang telah mendoakan agar kebaikan-kebaikan selalu bersama mengiringi langkahku, kubalas dengan ucapan terima kasih pun rasanya itu belum cukup. Apalah yang dapat ku lakukan saat ini, selain membalasnya dengan doa pula. Du’a, the power of miracle.
Ya Allah, aku bukan manusia yang baik tapi, aku bersyukur karena Engkau tidak meluputkanku untuk bertemu dengan orang-orang yang baik di sekitarku.Ya Allah, aku bukan manusia ahli ibadah tapi, aku bersyukur kerena Engkau mempertemukanku dengan orang-orang yang mampu memotivasiku untuk terus beribadah.Ya Allah, aku bukan manusia yang pandai berderma tapi, aku bersyukur karena Engkau menjadikanku selalu di ingat untuk mereka yang penderma.Ya Allah, aku bukan manusia yang kaya hati apalagi kaya harta tapi, aku bersyukur karena Engkau mengizinkanku untuk bertemu mereka yang berhati kaya.Ya Allah, aku bukan manusia yang pandai menyayangi tapi, aku
Yang Maha Baik iringi selalu langkah mereka dalam meniti hidup yang tidak rumit dan tidak mudah ini. Aamiin.
Nurul Istiqomah – 19 tahun.
Repost. Sekarang sih.. udah tuaaa 20tahun :p
Source : Tumblr Nurul Isti
Komentar
Posting Komentar